Prolog:
Sekadar Berbagi Pengalaman
Judul buku ini, "Urip Bedjo ala Djarwo", mirip-mirip dengan buku
"Cerdas ala Rasulullah" atau seperti nama acara di sebuah stasiun
televisi swasta "(Memasak) ala Chef" yang mengesankan pengidolaan
atau peneladanan. "Cerdas ala Rasulullah" berarti bagaimana bisa meniru
kecerdasan Rasulullah. "(Memasak) ala Chef" berarti bagaimana memasak
seenak masakan koki profesional. Tidak sama persis, setidaknya mendekati. Kalau
"Urip Bedjo ala Djarwo" (Hidup Beruntung ala Djarwo) berarti
bagaimana bisa meniru keberuntungan Djarwo.
Tapi, memangnya siapa Djarwo itu? Apa hebatnya, sampai-sampai dia harus
diteladani dan ditiru? Tidak ada yang tahu siapa itu Djarwo kecuali keluarga
dan teman yang sudah mengenalnya. Dia bukan tokoh publik yang mayhur, bukan
selebriti setenar Afghan, bukan pula politisi sekelas Tifatul Sembiring, bukan
budayawan sehebat Sudjiwo Tejo, ilmuwan secanggih Yohanes Surya ataupun ustadz sekondang
Arifin Ilham.
Djarwo adalah saya. Lengkapnya, Sudjarwo Marsoem. Wong ndeso yang mendapat
keberuntungannya di ibu kota—yang kata orang lebih kejam daripada ibu tiri. Wong ndeso yang ingin berbagi ilmu dan
pengalamannya, yang mungkin, tidak hebat, tidak wah, dan tidak baru. Tidak
dilirik juga tidak apa-apa. Lha wong buku ini memang bukan untuk dilirik,
dinilai, lalu mendapat award. Tidak. Sekali lagi, apa yang saya lakukan
hanya diniatkan untuk berbagi. Siapa tahu ada wong ndeso seperti saya
yang memerlukan buku semacam ini.
Buku ini muncul dari sebuah obrolan kecil ala wong ndeso bersama teman-teman
ndeso saya, yang saya anggap sebagai adik saya sendiri. Layaknya obrolan
wong ndeso, di situ ada wedang sereh jeruk yang spesial, camilan kacang telor
yang renyah dan canda tawa. Di tengah obrolan kecil itu, tiba-tiba terlontar celetukan
dari salah satu adik saya, yang di satu sisi membuat saya tersanjung namun di
sisi lain membebani pikiran saya. "Mas, sampean ini, saya rasa,
termasuk orang yang beruntung."
"Kok bisa begitu? Apa alasannya?"
"Sederhana saja, Mas. Hidup yang Mas jalani serba dimudahkan
Tuhan."
Saya renungkan dalam-dalam, ungkapan ini menggelitik pikiran saya. "Apa
benar saya beruntung? Emang orang yang beruntung itu seperti apa? Bisakah
setiap orang beruntung?"
Atas desakan adik-adik saya itu, saya pun akhirnya berupaya menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut dalam bentuk buku.
Bukan untuk pamer keberhasilan, bukan untuk riya. Hanya bagian dari upaya
syukur dan tahadduts bi ni'mah yang diperintahkan Tuhan. Ini adalah ilmu
dan pengalaman hidup yang saya anggap amanat yang harus disampaikan kepada setiap
orang, terutama wong ndeso-wong ndeso seperti saya.
Saya bukan filusuf, bukan motivator, bukan pula ustadz yang pantas
memberikan nilai-nilai kebajikan apalagi nasehat-nasehat religi. Saya hanya
seorang yang suka belajar; belajar banyak hal. Dan saya ingin hasil belajar
saya itu juga dapat dinikmati banyak orang.
Dalam proses pembuatan buku ini pun saya banyak berdiskusi dan banyak
mendapat masukan, khususnya, yang berkaitan dengan prinsip-prinsip dan
nilai-nilai luhur yang diajarkan agama saya, agama Islam. Karena kebetulan adik-adik
saya ini adalah santri; santri Pondok Modern Gontor. Dan ternyata, apa yang
saya pahami dan yakini selama ini adalah juga ajaran-ajaran Islam yang
disebutkan di dalam al-Quran dan hadis.
Saya pun menyadari bahwa sebenarnya tidak ada yang istimewa dengan buku ini.
Semua prinsip dan nilai kehidupan yang saya ketahui agar menjadi beruntung adalah
juga yang diketahui banyak orang. Tapi, kenapa masih juga saya membuat buku
ini? Alasan saya sederhana saja. Jangan sampai apa yang saya ketahui, dari apa
yang saya pelajari dan alami ini, terkubur bersama saya sehingga menjadi beban
yang harus dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan. Urusan dibaca atau tidak,
terserah saja. Yang penting saya berbuat.
Dalam al-Quran Surah At-Taubah ayat 105, Allah berfirman, "Dan
katakanlah (Muhammad): 'Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta
orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan!'"
Akhir kata, selamat menikmati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar