Jika dipikir-pikir, setan itu memang benar-benar canggih.
Ketika kita hendak melakukan proses perubahan, setan menggoda kita supaya
perubahan itu jangan sampai kita jalankan. Setan mencoba membujuk kita untuk
melihat alasan-alasan yang sangat beragam hingga kerap berhasil mengelaubi kita
bahwa kita tidak pantas untuk berubah, dengan sekian alasan dan pembenaran.
Bila kita tidak”awas” (aware), eling lan waspodo, dengan
suara-suara itu pasti kita akan menggagalkan untuk berubah. Seperti yang sudah
kita bahas dalam buku ini, bentuk pemikiran yang paling banyak menghambat
perubahan adalah I wish but thinking model. Maksudnya, kita ingin berubah
tetapi keinginan itu masih belum bold, dalam arti masih terselimuti oeh
keragu-raguan sehingga langkah kita menjadi
tegang dalam kondisi tidak melakukan apa-apa.
Dalam diri kita ada perang antara keinginan dan ketakutan.
Dalam diri kita ada perang antara dorongan
dan kemalasan. Itulah kenapa agama mengajarkan bawa sebelum kita
menginisatifkan sesuatu, kita diperintahkan untuk banyak-banyak memohon
perlindungan pada Allah dari godaan setan. Kalau melihat penjelasan para ulama,
setan itu ternyata energi—yang entah dari dalam diri kita atau dari luar diri
kita—yang ujung-ujungnya dapat menjauhkan kita dari berbagai kebaikan yang kita
inginkan.
Ayat al-quran menyadarkan kita betapa banyaknya godaan dan
hambatan yang mestinya menyadarkan kita untuk memohon perlindungan kepada
Allah. Ini bisa kita lihat, … (QS. Al-Falaq 1-5)
Godaan, hambatan atau bahaya itu muncul dari keadaan yang di
luar kontro kita, atau dari orang-orang jahat yang juga di luar kontrol ki8ta,
misalnya orang-orang yang senang melihat kesusahan kita atau susah melihat kita
senang. Begitu juga keadaan, misalnya tiba-tiba berubah ke arah yang lebih
buruk, dan seterusnya. Ini belum lagi godaan yang muncul dari dalam diri kita
sendiri.
Setelah kita berhasil meraih perubahan—entah dalam bentuk
kesuksesan apapun—setan juga punya cara lain lagi untuk menggoda. Dari
pengalaman pribadi dan juga pengalaman banyak orang, godaan setan yang perlu
kita waspadai setelah kita berhasil meweujudkan perubahan adalah munculnya
suara-suara yang mendorong kita untuk merasa paling suci, paling baik, atau
paling segal-galanya sehingga kita cenderung merendahkan, menyalahkan atau
mendakwahkan pemikiran agar orang lain mengikuti j alan hidup kita. Padahal,
yang diperintahkan dalam al-Qur’an adalah berdakwah agar orang lain mengikuti
jalan Tuhan, bukan jalan kita.
(QS. An-Nahl; 125)
Begitu kita sudah merasa suci sendiri, maka kita akan kehilangan
sumber cahaya. Dalam al-Quran dikatakan bahwa para nabi saja dilarang merasa
suci sendiri. Kalau kita kaitkan dengan teori motivasi yang sudah kita bahas
dalam buku ini, merasa suci termasuk bentuk penenonjolan diri, yang merupakan
kelompok motivasi minus atau negatif. (QS. An-Najm: 32)
Menyimak penjelasan Prof. Dr. M. Quraish Shihab, godaan
setan yang perlu kita waspadai setelah kita berhasil mewujudkan perubahan itu
antara lain adalah:
1. Ambisi yang berlebihan
2. Gemerlap duniawi
3. Merasa lebih dari orang lain
4. Menganggap enteng perbuatan dosa
5. Riya (ingin dipuji baik sebelum, pada saat, maupun sesudah melakukan
satu aktivitas)
Secara umum, kita bisa mengatakan bahwa setan itu adalah
kekuatan negatif. Sedangkan dorongan ilhai adalah kekuatan psositif. Kita,
dengan segala kapasitas yang sudah diberikan Allah diberi pilihan apakah kita
akan berpihak kepada dorongan setan atau kita akan berpihak kepada dorongan
tuhan. Ketika kita jauh dari kesadaran bertuhan, maka secara otomatis kita
sudah mengikuti kesadaran setan. Karena itu, yang diperintahkan tuhan adalah,
.. (QS. Al-baqarah 152)
Pada bagian sebgelumnya, saya telah menguraikan tentang
bagaimana kita mengendalikan dan mengelola nilai, sikap dan keterampilan yang kita miliki dalam moving forward in
balance and harmony, juga bagaimana setan selalu saja menggoda arah, tujuan
kesimbangan dan keharmonisan kita. Ibara kita berjalan sendiri atau berjalan
dengan kendaraan—baik sendiri, bersama atau ikut dalam kendaraan orang lain
menuju suatu tujuan, kondisi sekeliling dan perkiraan gambaran kondisi di
depan—ada baiknya diketahui atau diperkirakan sehingga dapat diantisipasi
dengan baik, dengan menyiapkan sikap mental kita untuk tetap konsisten dalam
tujuan dan bisa mengendalikan dan mengelola keseimbangan dan keharmonisannya.
Di sinilah kita perlu mengetahui pokok-pokok kkondisi global yang menantang dan
terus bertambah di samping terus juga menawarkan peluang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar